"You're my best friend. in the morning, you're a sun is always shining, make me smile happy. At night, you're a moon, which always shone from the darkness"
Sahabatku, ku ingin menjadi kawan terbaik kalian sehidup semati. Jika Allah menghendaki, suatu saat kelak. Ketika kita dewasa, kita dapat bertemu kembali. Tertawa riang, bersenda gurau, dan bernyanyi bersama. Kelak, jika dewasa nanti. Aku akan bercerita pada anak cucu ku nanti, bahwa aku memiliki sahabat yang sangat berarti dalam hidupku.
Tetapi, suatu saat nanti. pasti kita akan terpisah dalam jarak yang tak memungkinkan untuk bertemu bersama. "jangan pernah lupakan aku!" aku pasti rindu, berbagai kenangan yang menyelimuti hari-hariku bersama kalian. Sedih, susah, senang, ditanggung bersama. Jika ada salah satu dari kita mengalami keslitan. Yang lain pasti akan sigap membantu.
"Friendship is beautiful more than anything.."
Sahabat, aku ingin kita tetap seperti dulu. Aku janji, aku tidak akan melupakan kalian. Kan ku kenang seluruh hari-hariku bersama kalian di dalam buku harianku, letaknya tepat di hatiku yang paling dalam.
"Kita janji kan, tetap sehati sejiwa" takkan pernah terpisahkan. Mungkin.
"Di kanan, kau ada.. Di kiri, kau ada... Di suka dan duka ku, kau ada. Engkau shabatku.. Sobat sejatiku. Bersamamu kan bersama.."
lagu itu, mengingatkanku pada sebuah film berjudul 'langit biru'. Kisah persahabatan, yang sangat membuatku terharu. Aku juga kagum pada film 'lima elang', yang mengingatkanku pada petualangan lima sahabat yang menegangkan tetapi seru! Aku juga ingat film 'laskar pelangi', kisah persahabatan dalam bidang pendidikan dan kesenian yang seru banget! Aku paling terpesona, saat ingat film 'garuda di dadaku 1 dan 2'. Kisahnya, menyenangkan, menegangkan, lucu, memberikan pesan yang sangat berkesan. Makanya, aku suka film-film seperti itu. Pas sekali untuk anak-anak dalam tahap menuju kedewasaan. :)
Selasa, 24 April 2012
LIRIK LAGU #eeeaa (COBOY JUNIOR)
Hei kamu hatiku dag dig dug
Saat aku melihatmu jatuh di hadapanku
Membuat aku buru-buru mendekatimu
Langsung ku tanyakan apa kau baik-baik saja
Kau bingung, ”memangnya aku jatuh darimana?”
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku, eeea
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku, eeeaa
So baby please be mine, please be mine oh mine, eeeaa
Karena hanya aku sang pangeran impianmu,
Eeeaa eeeaa eeeaa eeeaa...
Hei kamu hatiku dag dig dug
Saat aku melihatmu, ku tarik panjang nafasku
Ku mantapkan langkahku untuk mendekatimu
Langsung ku tanya maukah kamu jadi pacarku
Kau bingung, ”kenapa kamu suka sama aku?” (jawabannya)
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku, eeeaa
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku, eeeaa
So baby please be mine, please be mine oh mine, eeeaa
Karena hanya aku sang pangeran impianmu,
Eeeaa eeeaa eeeaa eeeaa
Andai kamu jadi gula, aku pasti semutnya
Kan ku seberangi lautan samudera
Hei hei baru kali ini aku jadi galau. gini
Cepat terima aku, cinta pertamaku..
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku
(baby please be mine, eeeaa, baby please be mine)
Kau bidadari jatuh dari surga, kau di hatiku
(baby please be mine, eeeaa, baby please be mine)
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku eeeaa
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku eeeaa
So baby please be mine, please be mine oh mine eeeaa
Karena hanya aku sang pangeran impianmu
Eeeaa eeeaa eeeaa eeeaa
Ini lagu gombal tuk dapetin kamu
Ini lagu gombal tuk dapetin kamu
Minggu, 22 April 2012
COBOY JUNIOR IS MY IDOL
coboy junior, adalah idola terberatku *lebay*. Aku suka sama coboy junior, sejak pertama kali aku liat perform coboy junior. Menurutku, mereka memiliki kelebihan yang banyak. Selain pinter nyanyi, mereka bisa ngedance, bisa akting, bisa main musikal dan bisa gombal. Hehehe...
Berikut, biodata personil coboy junior :
*IQBAAL
Nama lengkap : Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
Nama panggilan : Iqbaal/Baale
TTL : Jakarta, 28 Desember 1999
Zodiak : Capricorn
Sekolah : SDIT Al-Muhajirin, Jakarta Timur
Cita-cita : ustadz
Makanan favorit : Mie titi
Minuman favorit : jus alpukat+meses
Aksesories manggung : topi dan jam tangan
karir : - pemeran video clip the rain, "bermain dengan hatiku"
- musikal laskar pelangi, sebagai Trapani
- A Masterpiece of Erwin Gutawa
- film "Lima Elang", sebagai Rusdi
-boyband coboy junior
Fanbase : Soniq
*BASTIAN
Nama lengkap : Bastian Bintang Simbolon
Nama panggilan : Bastian/Babas
TTL : Bandung, 21 September 1999
Zodiak : Libra
Sekolah : Perguruan Advent, Bandung
Cita-cita : Pencipta robot tercanggih
Makanan favorit : pizza
Aksesories manggung : kupluk
karir : - musikal laskar pelangi, sebagai Kucai
- launching Kompas TV
- finalis Idola Cilik (urutan 12)
- album kombinasi idola cilik batak feat. Aldi "Kita Bersaudara"
- film "Lima Elang", sebagai Aldi
- boyband coboy junior
Fanbase : B_stars
*ALDI
Nama lengkap : Alvaro MAldini Siregar
Nama panggilan : Aldi
TTL : Jakarta, 14 Maret 2000
zodiak : aries
Sekolah : Perguruan Advent, Jakarta
Cita-cita : Arsitek
Makanan favorit : Ayam bakar
Aksesories manggung : kacamata
karir : - musikal laskar pelangi, sebagai Lintang
- launching Kompas TV
- album kombinasi idola cilik batak feat. Bastian "Kita Bersaudara"
- boyband coboy junior
Fanbase : Alovers
*KIKY
Nama lengkap : Teuku Rizky Muhammad
Nama panggilan : Kiky/Bang Kiky
TTL : Jakarta, 4 Januari 1998
Zodiak : Capricorn
Sekolah : SMPN 4, Tangerang selatan
Cita-cita : Dokter dan penyanyi
Makanan favorit : kripik kentang (chitato)
Aksesories manggung : jaket
karir : - musikal laskar pelangi, sebagai Mahar
- film "Lima Elang", sebagai anton
- boyband coboy junior
Fanbase : Kiboyz
Nah, itu dia. Biodata personil coboy junior. maaf kalo nggak lengkap...
"I really like COBOY JUNIOR. Always and forever"
oh iya! nama Fanbasenya coboy junior itu COmate. artinya, COboy junior MATE. Atau, teman, sahabat, coboy junior. Boyband ini, produksi InBek plus. Lagu perdana mereka, judulnya 'kamu'. Yang dibuat oleh kak Patrick Efendy. Coboy junior terbentuk pada tanggal 23 Juli 2011 lalu. Dan... apakah kalian juga suka Coboy Junior?
Kamis, 19 April 2012
GADIS PENJUAL BAKWAN
Hari ini, aku bangun sangat pagi. Karena, hari ini aku berjanji akan berenang bersama temanku, Fiqa. Oh iya! namaku, Meyshi. Kemarin, aku berangkat dari Jakarta-Bandung, untuk field tripku di sekolah. Hari ini, aku baru saja bangun. Aku pun, keluar dari kamar hotelku dan menuju ke balkon. Kulihat ada Fiqa disana,
"lagi galau ya?" godaku.
"apaaan sih! aku cuma mau nyegerin mata.." katanya.
"owh..."
"eh, liat deh anak-anak pada mau kemana tuh?" katanya lagi.
"oh iya! mau kemana tuh? EH.. ILHAM, KINTAN, FARREL, DELIA! PADA MAU KEMANA SIH?" tanyaku, sambil berteriak
"mbak..mbak.. kalo ngomong, gak usah pake toa!" kata Fiqa sambil merenggut
"KITA MAU KE AIR TERJUN! BARENG ANAK-ANAK YANG LAIN. KALIAN MAU IKUT NGGAK?" tanya Farrel berteriak pula.
"MAU..MAU!" kataku kegirangan.
"Mey, dibilangin. kalo mau ngomong pelan-pelan aja! mereka nggak budek kali!" kata Fiqa, sambil terus merenggut.
"hehehe.. maaf deh. Abisnya, mereka pada di bawah. Nanti gak kedengeran" kataku sambil tersenyum.
"yaudah deh. ayo kita bersih-bersih!" ajak Fiqa. Aku pumn menganggukan kepala.
Setelah kami bersih-bersih alias mandi, kita menuju ke bawah. Disana sudah banyak anak-anak yang lain. Aku dan Fiqa, berlri menuju Farrel, Kintan, Delia, dan Ilham.
"kalian bawa uang?" kata Delia.
"pastinya.." kata kami kompak.
"soalnya, kata Pak Mizan, kita beli bekalnya disana aja"
"siip.. kamu?" kata Fiqa.
"selalu.." katanya.
Kami, beserta anak-anak yang lain pun berangkat menuju air terjun. Tetapi, perjalanan yang menyenangkan bersama para sahabatku, membuat lebih seru! tidak terasa, kami sampai. Subhanallah... Indah sekali ciptaanmu ini Ya Allah pujiku dalam hati. Saking mengaguminya, sampai-sampai aku ditinggal. Mereka sudah pada asyik bermain air di sekitar air terjun!
Karena penasaran, aku berlari ke tempat mereka. Saat aku memasukkan kakiku ke dalam air, Bbrrrrr... dingin sekali! Tapi, aku harus menyusul mereka. Dengan menahan dingin, akhirnya aku sampai di dekat turunnya air terjun itu.
"kalian nggak kedinginan apa???" kataku gemeteran. Padahal, hanya kakiku yang di dalam air.
"ngapain.. kaalu udah terbiasa, pasti gak bakalan kedinginan lagi deh!"kat Ilham.
"kamu sih, gak terbiasa mandi air dingin! mandi, apa-apa air hangat. Bilangnya, takut sakit lah, gak bersih lah, apa lah. Manja tau gak!" kata Delia. Aku hanya tertunduk malu. memang benar! AKU ANAK YANG MANJA! Tapi, aku tak bisa merubah sikapku. Karena hidupku yang penuh kemewahan, penuh kebahagiaan, apalagi aku anak tunggal. Pastilah, orang tuaku mau melakukan apapun demi aku.
"sudah.. sudah.. mending kita kesana. Refreshing otak!" kata Farrel.
"ayo!!!" kata yang lainya, kecuali aku.
Aku takut. Tapi, aku pasti bisa! aku harus mau mencoba. Kumelangkahkan kakiku lagi, dan sambailah aku tepat di bawah runtuhan air yang jatuh. Teman-temanku heran, mereka yang tadinya sedang berdiri tenang di bawah air itu. Tiba-tiba menoleh ke arahku. Aku tak mementingkan mereka, yang penting aku Bisa! aku melakukan persis seperti yang mereka lakukan. Awalnya dingin sekali, tapi lama-lama jadi terbiasa. Teman-teman tersenyum padaku. Mereka pun kembali seperti semula.
Setelah kami bermain air, aku mengeringkan pakaianku sejenak, di atas batu yang besar di pinggir sungai. Tiba-tiba, ada seorang anak kecil yang menuju ke arahku. Dia membawa sebuah baskom yang diapitkan diantara tangannya, dan pinggang.
"mau beli bakwannya kak?" katanya.
"bakwan? apa itu?" tanyaku. Aku memang tidak pernah memakan yang namanya BAKWAN!
"bakwan itu, terbuat dari sayur-sayuran. Seperti wortel, kol, dan daun seledri. Lalu, dicampur dengan adonan tepung dan air. Setelah itu, digoreng. Enak lho kak!" jelasnya.
"boleh kakak coba satu? kakak sedang lapar.."
"boleh, boleh" kata anak itu.
Aku mengambil satu. Kumakan Bakwan itu sepotong demi sepotong. Entah karena lezat! atau aku sedang lapar. Aku menghabiskan 5 bakwan. Anak itu hanya tersenyum.
"gimana rasanya kak?"
"nyam.. nyam... perfect! nyam.. nyam.."
"hehehe.. terima kasih"
"oh iya! berapa harganya?"
"satu bakwan, Rp. 500. Jadi, kalau 5 bakwan.."
"berapa hayo???" kataku, untuk mengetes.
"aku tahu! Rp. 500 x 5. Jadinya, Rp. 2.500. iya kan kak?"
"betul.. Kamu hebat!"
Aku memberikan selembar, uang kertas lima ribuan. "Belum ada kembaliannya kak," kata anak kecil itu. "buat kamu aja, semua. Aku ikhlas.."
"benarkah? terima kasih banyak ya kak," kata anak kecil itu.
"sama-sama. Oh iya, namamu siapa?"
"namaku Alya, kak"
"nama kakak, Meyshi" kataku, sambil menjulurkan tangan. Alya membalas uluran tanganku.
"kenapa sih, kamu jadi penjual bakwan? kamu kan, masih sangat kecil.."
"mm.. Aku anak yatim kak. Ayahku, sudah meninggal. Sejak usiaku menginjak 3 tahun, karena kecelakaan" ujar Alya sedih
"maaf yah, kakak jadi membuat kamu menangis. Beneran deh, kakak nggak bermaksud"
"gak apa-apa kok kak"
"boleh gak, kakak nanya lagi?"
"boleh"
"terus, ibu kamu. Kerjanya apa?"
"ibu, bekerja sebagai penjual kue di pasar"
"owh.. Yang tabah ya dek, ini adalah cobaan untuk keluarga kamu"
"iya. makasih ya kak" kata Alya. Aku pun tersenyum.
"aku, mau melanjutkan jualan dulu ya kak. Kalau Allah mengizinkan, aku ingin.. ketemu kakak lagi''
"kakak juga ingin. Semoga aja ya dek,"
"Amin. Assalamu'alaikum kak"
"Wa'alaikum salam"
Tak terasa, matahari yang bersinar terik. Membuat pakaianku yang tadinya basah, jadi kering. Dan peruku, sudah terisi makanan. Aku, dan yang lainnya. Segera kembali ke hotel
"lagi galau ya?" godaku.
"apaaan sih! aku cuma mau nyegerin mata.." katanya.
"owh..."
"eh, liat deh anak-anak pada mau kemana tuh?" katanya lagi.
"oh iya! mau kemana tuh? EH.. ILHAM, KINTAN, FARREL, DELIA! PADA MAU KEMANA SIH?" tanyaku, sambil berteriak
"mbak..mbak.. kalo ngomong, gak usah pake toa!" kata Fiqa sambil merenggut
"KITA MAU KE AIR TERJUN! BARENG ANAK-ANAK YANG LAIN. KALIAN MAU IKUT NGGAK?" tanya Farrel berteriak pula.
"MAU..MAU!" kataku kegirangan.
"Mey, dibilangin. kalo mau ngomong pelan-pelan aja! mereka nggak budek kali!" kata Fiqa, sambil terus merenggut.
"hehehe.. maaf deh. Abisnya, mereka pada di bawah. Nanti gak kedengeran" kataku sambil tersenyum.
"yaudah deh. ayo kita bersih-bersih!" ajak Fiqa. Aku pumn menganggukan kepala.
Setelah kami bersih-bersih alias mandi, kita menuju ke bawah. Disana sudah banyak anak-anak yang lain. Aku dan Fiqa, berlri menuju Farrel, Kintan, Delia, dan Ilham.
"kalian bawa uang?" kata Delia.
"pastinya.." kata kami kompak.
"soalnya, kata Pak Mizan, kita beli bekalnya disana aja"
"siip.. kamu?" kata Fiqa.
"selalu.." katanya.
Kami, beserta anak-anak yang lain pun berangkat menuju air terjun. Tetapi, perjalanan yang menyenangkan bersama para sahabatku, membuat lebih seru! tidak terasa, kami sampai. Subhanallah... Indah sekali ciptaanmu ini Ya Allah pujiku dalam hati. Saking mengaguminya, sampai-sampai aku ditinggal. Mereka sudah pada asyik bermain air di sekitar air terjun!
Karena penasaran, aku berlari ke tempat mereka. Saat aku memasukkan kakiku ke dalam air, Bbrrrrr... dingin sekali! Tapi, aku harus menyusul mereka. Dengan menahan dingin, akhirnya aku sampai di dekat turunnya air terjun itu.
"kalian nggak kedinginan apa???" kataku gemeteran. Padahal, hanya kakiku yang di dalam air.
"ngapain.. kaalu udah terbiasa, pasti gak bakalan kedinginan lagi deh!"kat Ilham.
"kamu sih, gak terbiasa mandi air dingin! mandi, apa-apa air hangat. Bilangnya, takut sakit lah, gak bersih lah, apa lah. Manja tau gak!" kata Delia. Aku hanya tertunduk malu. memang benar! AKU ANAK YANG MANJA! Tapi, aku tak bisa merubah sikapku. Karena hidupku yang penuh kemewahan, penuh kebahagiaan, apalagi aku anak tunggal. Pastilah, orang tuaku mau melakukan apapun demi aku.
"sudah.. sudah.. mending kita kesana. Refreshing otak!" kata Farrel.
"ayo!!!" kata yang lainya, kecuali aku.
Aku takut. Tapi, aku pasti bisa! aku harus mau mencoba. Kumelangkahkan kakiku lagi, dan sambailah aku tepat di bawah runtuhan air yang jatuh. Teman-temanku heran, mereka yang tadinya sedang berdiri tenang di bawah air itu. Tiba-tiba menoleh ke arahku. Aku tak mementingkan mereka, yang penting aku Bisa! aku melakukan persis seperti yang mereka lakukan. Awalnya dingin sekali, tapi lama-lama jadi terbiasa. Teman-teman tersenyum padaku. Mereka pun kembali seperti semula.
Setelah kami bermain air, aku mengeringkan pakaianku sejenak, di atas batu yang besar di pinggir sungai. Tiba-tiba, ada seorang anak kecil yang menuju ke arahku. Dia membawa sebuah baskom yang diapitkan diantara tangannya, dan pinggang.
"mau beli bakwannya kak?" katanya.
"bakwan? apa itu?" tanyaku. Aku memang tidak pernah memakan yang namanya BAKWAN!
"bakwan itu, terbuat dari sayur-sayuran. Seperti wortel, kol, dan daun seledri. Lalu, dicampur dengan adonan tepung dan air. Setelah itu, digoreng. Enak lho kak!" jelasnya.
"boleh kakak coba satu? kakak sedang lapar.."
"boleh, boleh" kata anak itu.
Aku mengambil satu. Kumakan Bakwan itu sepotong demi sepotong. Entah karena lezat! atau aku sedang lapar. Aku menghabiskan 5 bakwan. Anak itu hanya tersenyum.
"gimana rasanya kak?"
"nyam.. nyam... perfect! nyam.. nyam.."
"hehehe.. terima kasih"
"oh iya! berapa harganya?"
"satu bakwan, Rp. 500. Jadi, kalau 5 bakwan.."
"berapa hayo???" kataku, untuk mengetes.
"aku tahu! Rp. 500 x 5. Jadinya, Rp. 2.500. iya kan kak?"
"betul.. Kamu hebat!"
Aku memberikan selembar, uang kertas lima ribuan. "Belum ada kembaliannya kak," kata anak kecil itu. "buat kamu aja, semua. Aku ikhlas.."
"benarkah? terima kasih banyak ya kak," kata anak kecil itu.
"sama-sama. Oh iya, namamu siapa?"
"namaku Alya, kak"
"nama kakak, Meyshi" kataku, sambil menjulurkan tangan. Alya membalas uluran tanganku.
"kenapa sih, kamu jadi penjual bakwan? kamu kan, masih sangat kecil.."
"mm.. Aku anak yatim kak. Ayahku, sudah meninggal. Sejak usiaku menginjak 3 tahun, karena kecelakaan" ujar Alya sedih
"maaf yah, kakak jadi membuat kamu menangis. Beneran deh, kakak nggak bermaksud"
"gak apa-apa kok kak"
"boleh gak, kakak nanya lagi?"
"boleh"
"terus, ibu kamu. Kerjanya apa?"
"ibu, bekerja sebagai penjual kue di pasar"
"owh.. Yang tabah ya dek, ini adalah cobaan untuk keluarga kamu"
"iya. makasih ya kak" kata Alya. Aku pun tersenyum.
"aku, mau melanjutkan jualan dulu ya kak. Kalau Allah mengizinkan, aku ingin.. ketemu kakak lagi''
"kakak juga ingin. Semoga aja ya dek,"
"Amin. Assalamu'alaikum kak"
"Wa'alaikum salam"
Tak terasa, matahari yang bersinar terik. Membuat pakaianku yang tadinya basah, jadi kering. Dan peruku, sudah terisi makanan. Aku, dan yang lainnya. Segera kembali ke hotel
Minggu, 15 April 2012
SEMUA TENTANGKU
Hai! nama lengkapku, Fadilah Nurhayati. Di sekolah, aku biasa dipanggil Fadilah. Jika di rumah, biasa dipanggil Dilah, unyil, atau Dildil. It's up to you! Sekarang, aku sedang menimba ilmu di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Aku tinggal di Jl. Legoso Raya, Gg H. Koweng RT 001/07 no. 29, Legoso Pisangan Ciputat.
Hobiku? banyak! ada menulis, membaca, melukis, jalan-jalan, dan masih banyak lagi. Aku lahir di Jakarta, 6 November 1999. Kalau kalian bertanya, "siapa artis favoritmu?" pasti aku jawab, "COBOY JUNIOR". Menurutku, coboy junior itu sangat berbakat! gak salah, jika aku mengidolakan mereka.
Sekarang, aku juga menjadi pengurus sebuah rumah belajar milik tantenya temanku. Aku, bersama Lala, Nia, dan masih banyak lagi kakak-kakak pengurusnya. Aku senang bisa menjadi pengurus 'RUMAH BELAJAR SHAREEFA'. Disana, aku menemukan banyak pelajaran baru, teman baru, dan banyak keceriaan-keceriananku yang terlimpah disana.
Kalau kalian bertanya, film favoritku apa? banyak sekali. Tetapi, aku lebih suka film petualangan-petualangan anak. Seperti, petualangan sherina, lima elang, laskar pelangi, tanah air beta, dan langit biru. Hayo, siapa yang kesukaanya sama denganku? :)
Di rumah, biasanya aku bermain bersama 3 orang adikku, yang nakal-nakal. Selain nakal, mereka juga lucu. Namanya, Faishal Adhi Nugraha, Farras Layla Putri, dan Faiqoh Nurhanifah. Selain itu, aku juga memiliki orang tua yang sangat aku sayangi, yakni Wiwi Sudarwati dan Son Karsono. Aku senang bisa memiliki anggota keluarga seperti mereka.
Oh iya! kalau kalian mau add FBku, dan follow Twitterku, boleh! (bagi yang mau lho!)
Facebook : Dilah Fadilah
Twitter : @fadilah_nurhaya
Satu dariku, "hidup ini penuh dengan berbagai rintangan. Jika kita bisa melewati rintangan-rintangan itu, insya Allah kita bisa mendapatkan semua yang kita inginkan. Dan jangan pernah mengeluh dalam menghadapi berbagai cobaan dari Allah. ingat! Allah beserta orang-orang yang sabar.."
Terima Kasih..
Hobiku? banyak! ada menulis, membaca, melukis, jalan-jalan, dan masih banyak lagi. Aku lahir di Jakarta, 6 November 1999. Kalau kalian bertanya, "siapa artis favoritmu?" pasti aku jawab, "COBOY JUNIOR". Menurutku, coboy junior itu sangat berbakat! gak salah, jika aku mengidolakan mereka.
Sekarang, aku juga menjadi pengurus sebuah rumah belajar milik tantenya temanku. Aku, bersama Lala, Nia, dan masih banyak lagi kakak-kakak pengurusnya. Aku senang bisa menjadi pengurus 'RUMAH BELAJAR SHAREEFA'. Disana, aku menemukan banyak pelajaran baru, teman baru, dan banyak keceriaan-keceriananku yang terlimpah disana.
Kalau kalian bertanya, film favoritku apa? banyak sekali. Tetapi, aku lebih suka film petualangan-petualangan anak. Seperti, petualangan sherina, lima elang, laskar pelangi, tanah air beta, dan langit biru. Hayo, siapa yang kesukaanya sama denganku? :)
Di rumah, biasanya aku bermain bersama 3 orang adikku, yang nakal-nakal. Selain nakal, mereka juga lucu. Namanya, Faishal Adhi Nugraha, Farras Layla Putri, dan Faiqoh Nurhanifah. Selain itu, aku juga memiliki orang tua yang sangat aku sayangi, yakni Wiwi Sudarwati dan Son Karsono. Aku senang bisa memiliki anggota keluarga seperti mereka.
Oh iya! kalau kalian mau add FBku, dan follow Twitterku, boleh! (bagi yang mau lho!)
Facebook : Dilah Fadilah
Twitter : @fadilah_nurhaya
Satu dariku, "hidup ini penuh dengan berbagai rintangan. Jika kita bisa melewati rintangan-rintangan itu, insya Allah kita bisa mendapatkan semua yang kita inginkan. Dan jangan pernah mengeluh dalam menghadapi berbagai cobaan dari Allah. ingat! Allah beserta orang-orang yang sabar.."
Terima Kasih..
SEPOTONG BURGER
“Nah, Sarah. Sekarang
kita sudah sampai. Jangan lupa untuk memasukkan uang yang seribu ke kotak infak
nanti.”
“Iya, Ma.” Sarah pun turun dari sepeda motor dan mencium
tangan mamanya. Tak lupa Sarah mengucapkan salam dan melambaikan tangannya
sebelum memasuki gerbang sekolah.
“Doakan aku menang ya,
Ma!”
Di halaman, dua sahabat Sarah
telah menunggu. Mereka adalah Norma dan Maryam. Tangan mereka segera melambai
saat Sarah masuk ke halaman sekolah.
“Sarah! Ke sini!” Teriak Norma
tidak sabar. Sarah pun berlari menuju bangku taman tempat kedua sahabatnya
duduk.
“Kamu sudah siap untuk lomba
nanti siang?” Tanya Maryam pada Sarah.
“Insyaallah
sudah. Semua perlengkapan menggambar telah kubawa. Aku juga sudah punya rencana
tentang gambar yang akan kubuat. Sebuah air terjun yang jernih, dengan bau yang
besar-besar. Di dekat air terjun itu ada sebuah gubuk kecil yang halamnnya
banyak ditumbuhi bunga-bunga.” Jawab Sarah sambil duduk menjajari mereka. Sarah
memang terpilih
“Wah,
sepertinya akan menjadi gambar yang bagus. Semoga menang, ya.” Sambung Norma
dengan mata berbinar.
“Eh,
Norma. Lihat itu. Pak Burger datang lagi.” Maryam menunjuk seorang lelaki yang
menghentikan gerobak di depan gerbang sekolah. Di dalam gerobak yang terbuat
dari kaca, tampak tumpukan burger yang lezat. Di kaca tertempel harga burger
Rp. 1500 berwarna kuning.
“Iya,
dia datang lagi.” Balas Norma. Sarah yang selama ini belum pernah melihat Pak
Burger jadi tertarik.
“Emang kalian pernah beli?”
“Iya. Dua hari yang lalu. Rasanya enak banget.”
“Isinya apa?”
“Ada daging ayam, sosis, selada,dan saus. Ehm…mm pokoknya lezat.” Maryam
“Iya. Dua hari yang lalu. Rasanya enak banget.”
“Isinya apa?”
“Ada daging ayam, sosis, selada,dan saus. Ehm…mm pokoknya lezat.” Maryam
berkata sambil mengerjapkan matanya
berkali-kali.
“Kelihatannya enak.” Gumam Sarah.
“Kamu pengen beli? Beli sekarang saja. Pak Burger nggak datang setiap hari lo.”
“Iya. Mumpung kita belum masuk kelas. Bisa-bisa Pak Burgernya pergi.”
“Norma, aku pengen ke kamar mandi. Anterin ya?” Maryam memegangi perutnya
“Kamu pengen beli? Beli sekarang saja. Pak Burger nggak datang setiap hari lo.”
“Iya. Mumpung kita belum masuk kelas. Bisa-bisa Pak Burgernya pergi.”
“Norma, aku pengen ke kamar mandi. Anterin ya?” Maryam memegangi perutnya
sambil meringis memandang Norma.
“Ayo.
Eh, Sarah kita ke kamar mandi dulu , ya.” Sarah pun mengangguk.
Benar saja. Tak lama setelah
kedua temannya pergi, Pak burger tampak menggeser gerobaknya. Sarah pun
bingung. Dia ingin sekali merasakan Burger itu. Tapi di tasnya hanya ada uang
dua ribu perak. Seribu untuk jajan dan seribu untuk dimasukkan kotak infak yang
biasa keliling tiap jum’at pagi sebelum pelajaran dimulai.
Sarah berpikir sejenak. Seulas seyum pun
segera menghias wajah mungilnya yang dibalut kerudung putih.
“Aha…! Bukankah aku selalu dapat uang saku
setiap hari? Kalau uang infak kupakai beli burger lima ratus, minggu depan aku
akan dapat menggantinya dengan uang sakuku.” Sarah pun segera berlari menuju
gerbang sekolah.
“Pak Burger! Belii…!” Teriakan
Sarah membuat Pak Burger menghentikan gerobaknya.
“Beli berapa, Neng?” Tanya Pak
Burger sambil membuka kotak kacanya.
“Satu aja, Pak.” Sarah
menyerahkan dua lembar ribuan kepada Pak Burger. Kemudian Pak Burger memberinya
sekeping uang logam senilai limaratus rupiah.
“Benar-benar burger yang
enak.” Sarah memakan burgernya dengan nikmat. Menggigitnya pelan, mengunyah
dengan lembut dan menelannya. Tepat saat memasukkan potongan burger
terakhirnya, bel tanda masuk berbunyi. Sarah segera bergegas menuju kelasnya
sambil membersihkan sisa burger yang menempel di sudut mulutnya.
*
* *
Tee…et!
Tee…et! Tee…et!
Waktunya
istirahat. Itu artinya Sarah harus menyiapkan alat menggambarya untuk mengikuti
lomaba menggambar. Namun sarah tidak melakukan apap-apa. Ia hanya menunduk
lesu.
“Sarah.
Kamu kan harus segera menuju lapangan sekolah. Semua peserta lomba menggambar
sedang bersiap-siap menuju ke sana. Nanti kamu terlambat.” Norma menghampiri
bangku Sarah yang terletak dua bangku di belakangnya.
Sarah mendongak sambil meringis.Wajahnya
tampak pucat.
“Kamu kenapa?” Tanya Norma
cemas.
“Perutku sakit sekali.
Kepalaku juga pusing.” sarah kembali meletakkan kepalanya ke meja.
“Maryam, sebaiknya kamu
menemui Bu Fatimah dan bilang kalau Sarah sakit. Biar aku menemani Sarah di
sini.”
Maryam pun bergegas pergi. Tak
lama kemudian, Maryam sudah kembali bersama Bu Fatimah.
“Kenapa Sarah?”
“Perut saya sakit, Bu. Kepala
saya pusing.”
“Tadi Sarah makan apa?” Tanya
Bu Fatimah.
Sarah diam sejenak. Ia
teringat burger lezat yang dimakannya sebelum masuk kelas. Sarah pun sadar
bahwa ia merasakan sakit perut dan pusing tak lama setelah makan burger.
“Makan burger, Bu.”
“Kalau begitu Sarah ke ruang
UKS dulu ya. Sebentar lagi mamamu akan menjemput. Tadi Ibu sudah menelpon
mamamu.” Saran Bu Fatimah dengan lembut.
“Tapi saya harus ke lapangan
untk mengikuti lomba, Bu.”
“Saat ini kamu harus
istirahat. Kalau memaksa ikut, kamu akan tambah sakit. Jadi sekarang kita ke
UKS saja sambil menunggu mamamu datang.”
Sarah tak bisa beruat apa-apa.
Dengan lemas, ia mengikuti langkah Bu Fatimah menuju ruang UKS. Sarah benar-benar
menyesal telah membeli burger dengan uang yang seharusnya untuk infak.
Gara-gara burger itu, Sarah tidak dapat mengikuti lomba menggambar. Perutnya
jadi sakit dan kepalanya pusing.Sarah hanya bisa menangis menyesali apa yang
telah dia lakukan.
“Nah itu, mamamu sudah
datang.” Kata Bu Fatimah sambil menunjuk seorang wanita yangs edang berjalan ke
arah mereka.
“Mama..!” teriak Sarah sambil
berjalan sedikit cepat.
“Kenapa, Sarah?”
“Ma, maafkan Sarah ya, Ma.
Hu…hu….huu…” Sarah memeluk mamanya erat sambil menangis.
“Sarah kenapa? Sarah kan nggak
salah apa-apa.” Tanya mama bingung.
“Sarah salah, Ma. Sarah nggak
menuruti pesan Mama. Tadi Sarah hanya memasukkan uang lima ratus ke kotak
infak. Yang lima ratus Sarah belikan burger. Akhirnya Sarah sakit perut dan
pusing. Sarah juga nggak bisa ikut lomba menggambar. Sarah menyesal.”
Tangan Mama memeluk Sarah
dengan erat. Kemudian Sarah di ajak duduk di bangku.
“Kalau Sarah sakit setelah
makan burger itu, tandanya Allah masih sayang sama Sarah.”
“Mana mungkin Allah masih
sayang sama Sarah? Bukankah Sarah tidak patuh pada Mama?” Tanya Sarah tak
mengerti.
“Karena Allah tidak ingin
Sarah mengulangi perbuatan itu, makanya Allah memberi rasa sakit pada Sarah.
Kalau Sarah tidak sakit, pasti Sarah ingin mengulangi lagi perbuatan tadi.
Allah ingin Sarah menjadi anak yang baik.”
“Apa Allah mau memaafkan
Sarah, Ma?”
“Tentu saja. Asalkan Sarah
benar-benar menyesal dan tidak mengulangi perbuatan itu.Dan jangan lupa untuk
meminata maaf pada Allah. Sekarang ayo kita pulang.”
Sarah menurut. Ia tak peduli
lagi dengan teman-temannya yang sedang mengikuti lomba menggambar. Hari ini
Sarah telah mendapatkan pelajaran berharga. Sarah bertekad dalam hati untuk
tidak jajan dengan uang infak.
Langganan:
Postingan (Atom)